Wednesday, 26 September 2012 Posted by AGUS MAKSUM 4 comments » Posted in ,

Bertarung Dengan TBC; Paru Kembang Kempis, Peluang Hidup Menipis

Pengalaman Bertarung Dengan TBC

Hidup memang tak selamanya mulus, adakalanya kita dihadapkan masalah yang begitu pahit rasanya. Tapi semua bukan tanpa alasan, dan tanpa hikmah tersimpan.

Kadang justru dengan penderitaan itu yang membuat kita lebih kuat dari sebelumnya.

Barusan baca dari blog smartf4iz, beliau tengah menerima ujian dari Alloh dengan penyakit yang dihinggapkan ke tubuh. Tapi bukannya meratapi penderitaannya, beliau justru berbagi dan memberi peringatan kepada rekan lainnya. Salute.

Hal tersebut menginspirasi Saya untuk turut berbagi pengalaman bergulat dengan penyakit yang menggerogoti tubuh dari dalam.

Karena ceritanya begitu panjang, InsyaAlloh akan saya tulis secara berseri, mudah-mudahan dapat dijadikan pelajaran.

Terinfeksi TBC

Peristiwa bersejarah (halah) itu terjadi di akhir tahun 2005, Saat itu saya baru naik kelas 3 SMA Saya mendapat diagnosa mengidap penyakit TBC, Atau umumnya orang bilang paru-paru basah (mungkin karena basah oleh darah kali ya).

Saat itu saya belum mengerti seberapa serius penyakit yang saya derita, Setelah kuliah baru tahu ternyata setiap tahun ada 250rb kasus TBC baru dan 140rb diantaranya berakhir KEMATIAN. Sebuah angka yang luarbiasa mengerikan, nyaris 50% nya berakhir kematian.

Dan parahnya saya sudah terlambat untuk menyadari bahwa ada penyakit yang bersemayam di salah satu organ tubuh, Paru-Paru. Akibatnya banyak pembuluh darah paru yang pecah, jaringan paru pun berubah jadi jaringan parut.

Tapi bersyukurnya saya, untung waktu itu belum tahu bagaimana gentingnya kondisi tubuh. Yang kalau sadar mungkin kekhawatiran justru berlipat-lipat.

Kekhawatiran satu-satunya adalah fakta bahwa kakek (ayah dari ibu) meninggal relatif muda akibat penyakit TBC. Waktu itu ibu bahkan belum SD, tapi kakek telah menderita selama lebih dari 8 th. Sawah, tanah, kebun sudah banyak yang terjual untuk pengobatan yang sangat mahal kala itu.

Kekhawatiran itu yang menggelayuti pikiran. Tapi dibalik itu optimisme kesembuhan tak pernah pudar, dukungan keluarga dan teman sungguh luarbiasa.

Apalagi waktu itu sudah kelas 3 SMA, Berbagai impian telah siap di wujudkan. Semangat menjadi "orang besar" mengalahkan penderitaan.

Sosok Ibu besar sekali andilnya kala itu, Beliau tak henti memompa semangat. Sekalipun tahu seberapa besar resiko yang tengah saya hadapi, Tapi tak pernah sekalipun tampak wajah tegang di mukanya.

(bersambung....)

4 comments:

smartfaiz Says:

Alhamdulillah Allah masih beri kita kesempatan untuk memperbanyak amal sholeh

Motoroda Says:

Yup. betul. memang kita diberi ujian agar naik kelas. Bukti Alloh masih sayang

Bertarung Dengan TBC #3; Menyepelekan Gejala « Motoroda | Otomotif & Roda Dua Says:

[...] Bertarung Dengan TBC; Paru Kembang Kempis, Peluang Hidup Menipis [...]

Bertarung Dengan TBC;Bersiap Untuk Mati « Motoroda | Otomotif & Roda Dua Says:

[...] Bertarung Dengan TBC; Paru Kembang Kempis, Peluang Hidup Menipis [...]

Post a Comment

Meski tanpa moderasi berkomentar dengan bijak ya, tulisanmu cermin kepribadianmu! Ok.