Friday, 17 August 2012 Posted by AGUS MAKSUM 12 comments » Posted in

Terjajah Luar Dalam; Negeri Orang Bodoh

Kawasaki Jadi Bajaj. Suzuki jadi TVS. Honda jadi Hero

India telah merdeka.

kapan kita merdeka?
kapan Honda jadi Astra? Yamaha jadi Kencana? Suzuki jadi Indomobil?

Atau setidaknya timbullah pahlawan pejuang kemerdekaan. KAI? PT DI? Pelni?

BUMN atau Swasta tak jadi soal. Hai pemimpin bangsa, kita Belum MERDEKA. Jangan kalian jadi antek Kompeni, penjilat tirani.

Tentu Perusahaan asing tak sepenuhnya menjajah. Ratusan ribu anak bangsa menggantungkan nasib di sana.

Tapi bukankah akan bangga leluhur kita kalau kita setidaknya mampu mengalahkan Ex. Penjajah kita di Negeri sendiri?.

Kami bukan orang idiot. Kami tahu gelagat burukmu, hanya sibuk dengan pencitraan. Karya anak bangsa hanya jadi alat politik, setelah itu paling dicampakkan.

Berhentilah terus menguras harta negeri ini yang katanya gemah ripah lohjinawi. Sibuk mengumpulkan upeti untuk selanjutnya dikorupsi. Upeti pun diakali. Katamu Rakyat Bijak Bayar Upeti. Tapi bagi Kami pemimpin bijak tak Korupsi.

Penghianat bangsa pun sekarang dapat Remisi. Tak malu kah kalian penegak hukum?

Ah mungkin urat malumu telah putus, polisi korupsi, jaksa disuap, penegak kebenaran dijebloskan kepenjara, bahkan dibunuh bersama-sama.

Negeri ini sama sekali belum merdeka.

Orang nginap dihotel pun bisa di bon, ke kafe bisa di bom, pulang malam diperkosa, jalan sendiri dikeroyok geng motor, di jalan diperas polisi, lepas dari polisi waktu sidang pun diperas hakim.

Anggaran pendidikan 350 trilyun, belum dari pemprof belum dari pemkab.

Tapi banyak sekolah mau rubuh, anak SD sekolah tak beralas kaki, baju lusuh, jalan 10km. Gila

Tapi gaji guru honor cuma 150rb, 100rb, bahkan tak bergaji. Tapi tuntutanmu siswa harus tuntas dengan nilai UN setinggi-tingginya, taukah kau semua itu palsu?. Nilai itu palsu.

Kalau dari Sekolah saja sudah diajar bohong. akan jadi apa kelak generasi penerus bangsa?

Jadi sepertimu lah, culas, peras, licik, korupsi kesana kemari. Dan pastinya Bodoh.

Bodoh. tak sadar Negeri ini tengah terjajah, terjajah oleh pemimpinnya sendiri. miris.

MERDEKA.

Agus Maksum,

12 comments:

orang lewat, numpang komen Says:

setubuh. Kita memang belum sepenuhnya merdeka

bagas29ps Says:

Kita belum merdeka :(
http://bagas29ps.wordpress.com/2012/08/17/tes-konsumsi-bbm-si-piksen/

Objective Says:

mohon ijin copas y pak. Luar biasa

gogo Says:

yah begitulah bro.. diluar merdeka, didalam digerogoti..

Motoroda Says:

Atau Sepenuhnya belum merdeka?

Motoroda Says:

Silahkan.

Motoroda Says:

Ayo bangkit runtuhkan tirani!

Motoroda Says:

Dijajah dari dalam. :(

Bambang Sugeng Says:

Jangan cuma bisa SOK menyalahkan pemimpin, sebagai rakyat mari kita introspeksi...

Pemimpin Adalah Cermin Rakyat

Pemimpin adalah cermin rakyatnya artinya bila rakyatnya zalim, maka Allah akan memberikan pemimpin yang seperti mereka. Demikian juga jika rakyatnya shalih, maka Allah akan memberikan pemimpin untuk mereka yang shalih juga, Allah Ta’ala berfirman:

وَكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Dan demikianlah Kami jadikan sebagian kaum zalim sebagai pemimpin untuk sebagian lainnya disebabkan perbuatan mereka.” (QS. Al An’am : 129).



Abul Walid Ath Thurthusyi rahimahullah berkata, “Jika engkau berkata bahwa para pemimpin di zaman ini tidak sama dengan para pemimpin di zaman dahulu, maka rakyat di zaman ini pun tidak sama dengan rakyat di zaman dahulu. Jika engkau mencela pemimpinmu bila dibandingkan dengan pemimpin dahulu maka pemimpinmu pun berhak mencelamu bila dibandingkan dengan rakyat dahulu. Maka apabila pemimpinmu menzalimimu hendaklah engkau bersabar dan dia yang akan menanggung dosanya…



Aku selalu mendengar orang-orang berkata, ‘Perbuatan kamu adalah (keadaan) pemimpin kamu’. Juga perkataan, ‘Sebagaimana kamu berada pada suatu keadaan, demikianlah keadaan pemimpinmu’. Sampai aku mendapatkan makna ini ada dalam Alquran, Allah Ta’ala berfirman:

“Dan demikianlah Kami jadikan sebagian kaum zalim sebagai pemimpin untuk sebagian lainnya disebabkan perbuatan mereka“. (QS. Al An’am : 119).

Dan dikatakan, “(Pemimpin) yang kamu ingkari di zamanmu adalah akibat kerusakan amal perbuatanmu”. Dan Abdul Malik bin Marwan pernah berkata, “Bersikap adillah wahai rakyat! Kamu menginginkan perjalanan kami seperti perjalanan Abu Bakar dan Umar, namun sikap kamu kepada kami tidak seperti mereka berdua”. (Sirajul Muluk, 100-101).[8]

Baca artikel lengkapnya di http://cintasunnah.com/berpegang-kepada-jamaah-kaum-muslimin-dan-pemimpinnya/

Motoroda Says:

Lantas kita tak boleh bersuara? Mengkritik kebobrokan moral peminpin yang juga bagian dari kebobrokan moral rakyatnya.
Tentang fakta yang tiap hari kita disuguhi di layar kaca.

Tentu kualitas pemimpin ditentukan oleh umatnya. Apalagi dengan sistem pemerintahan kita, Demokrasi. Suara ulama disamakan dengan ahli zina.

Berapa jumlah alim ulama dibanding pezina?

Berapa jumlah idiot dibanding terpelajar hati dan jiwa?

Berapa jumlah pencuri dan hakim yang adil?

Tentu pemenangnya Pezina, Berhati dan Jiwa kerdil juga pencuri.

Apakah aku tak boleh bersuara?

Apakah kita wajib berpegang pada ulil amri? TENTU, mati pun kita harus siap.

Tapi apakah pemimpin kita layak di sebut ulil amri? Jangankan berpegangan dengan ayat Allah, yang dilarang agama pun jadi kebiasaan mereka.

Di rujukan yang anda berikan.
" Aku berkata, “Wahai
Rasulullah, sesungguhnya dahulu
kami berada dalam jahiliyah dan
keburukan, maka Allah memberikan
kepada kami kebaikan ini, apakah
setelah kebaikan ini akan ada
keburukan?

Beliau menjawab, “ Iya, ada.”

Aku berkata, “Apakah setelah
keburukan itu akan ada lagi
kebaikan ?”

Beliau menjawab, “ Ada, namun
padanya ada kotoran.”

Aku berkata, “Apa kotorannya?”

Beliau menjawab, “ Yaitu suatu kaum
mengambil petunjuk selain
petunjukku, engkau kenali diantara
mereka dan engkau
mengingkarinya. ”

Apakah kita telah sepenuhnya berpegang dengan petunjuk Rasul (Al-Qur'an)?

Bahkan Rasul pun meminta kita mengingkarinya. bukan hanya bersuara.

Apakah kita telah merdeka, dan sesuai dengan cita-cita leluhur bangsa?

Hanya untuk itu aku bersuara.

#terimakasih untuk komentar luar biasa dari anda. :)

Motoroda Says:

Bukan bermaksud memenggal hadits bro. Tapi buat menekankan kepada anda. Kalau dicermati hadits tersebut mewajibkan ketaatan yang sungguh-sungguh dengan kondisi.

... “Dengar dan taat
(dalam kebaikan)
kepada pemimpin
walaupun
punggungmu dipukul
dan hartamu diambil
tetaplah engkau
mendengar dan taat.”
Tentunya yang
dimaksud oleh hadis
ini bukanlah jamaah-
jamaah yang ada
sekarang yang
masing-masing
membaiat imamnya,
karena semua itu
adalah firqah-firqah
yang memecah belah
kaum muslimin.
Namun yang
dimaksud adalah
pemimpin kaum
muslimin yang diakui
oleh semua kaum
muslimin sebagai
imam, bukan diakui
oleh sebagian
kelompok tanpa
kelompok lainnya," ...

Apakah pemimpin Islam telah satu? atau masih ber firqah (partai/golongan)?

Apakah sekarang termasuk zaman kebaikan atau keburukan yang dimaksud Rasul?

Begitulah menurut pemahaman saya yang dangkal bro. Bila salah kepada anda saya minta maaf, kepada Allah saya mohon ampun.
:)

RGF Says:

nama yang punya blog kaya temen gue yang lama menghilang entah kemana keberadaanya sekarang iaa aGus Maksum , yaa itulah namanya

Post a Comment

Meski tanpa moderasi berkomentar dengan bijak ya, tulisanmu cermin kepribadianmu! Ok.