Bertarung Dengan TBC #5; Harus Sembuh!
Setelah masuk UGD, darah langsung di'sedot' pake jarum suntik, langsung dari pembuluh balik (vena) tangan. Untuk keperluan tes darah sepertinya.Sakitnya cukup untuk bilang "wow'. :D Ditambah lagi ditusuk jarum Infus yang gede, rasanya tambah mak nyuss. Kemudian tak lupa selang oksigen di colokkan ke lubang hidung.
Setelah "penyiksaan" di UGD berakhir, datanglah 3 perawat, 2 perempuan dan satu laki-laki. Saya di bawa ke kamar rawat inap rupanya.
Setibanya di ruang rawat inap saya langsung dibaringkan di ranjang, dengan dibantu tiga perawat tadi.
Setelah sampai di ruangan tersebut, hati ini jadi sedikit tenang. Perasaan siap mati tadi sore berubah. Saya Harus Sehat! Tak berselang lama saya pun terlelap.
Pagi-pagi sekali saya terbangun. Jam 4.15 mungkin. Bagaimana tidak tadi malam jam 8 saja saya sudah tertidur.
Sekitar jam 7 ada perawat yang datang dan memasang papan nama (apa ya namanya?), berisi nama saya, umur, dan tentunya penyakit yang saya derita.
Dari situlah kami tahu, ternyata saya tak hanya sakit Paru-paru, tapi juga Tifus dan Malaria. 8O
Yang pertama di singkirkan adalah penyakit Malaria dan Tipus, alasannya apa saya tidak menanyakan waktu itu. Mungkin karena pengobatan TBC yang memakan waktu 6 bln, jadi lebih baik belakangan saja.
Seingat saya setelah tiga hari di Rumah Sakit barulah pengobatan TBC saya dimulai.
Di hari pertama di RS kami didatangi puluhan kerabat dan tetangga yang menjenguk. Sampai-sampai tak ada Waktu untuk beristirahat, tapi tetap saja kami senang. Begitu banyak orang yang peduli. Hal ini membuat saya berkomitmen siapapun yang sakit, asal kenal tentunya, Saya musti menjenguk.
Saya masih ingat dengan jelas, orang-orang yang datang waktu itu. Mengingatnya saja rasanya saya berhutang begitu besar, bagaimana tidak. Perjuangan menuju RS tempat saya menginap tak bisa dibilang mudah.
Jalan Rawangkao merupakan salah satu jalan terberat di propinsi Riau (bahkan mungkin yang terberat). Meski tak lebih dari 25 km, tapi medannya sungguh menantang, meski lintasannya lurus, tapi tak pernah datar, berbukit-bukit.
Tanjakan tinggi, turunan curam ekstrem. Diperparah dengan jalan kerikil berlubang disana sini. Belum lagi banyaknya kendaraan berat ber roda puluhan yang hilir mudik. Mulai dari kontainer sampai mobil balak pengangkut kayu akasia. Belum lagi ancaman kriminalitas yang tinggi di wilayah yang dilewati. Karena saat itu rumah penduduk masih sangat jarang.
Setelah Tiga hari rambut saya jadi botak, banyak yang gugur karena tipus. Seperti orang yang kemoterapi karena kanker. Saya pun belum beranjak sekalipun dari tempat tidur. Bahkan kencing ditampung, saya pun belum pernah merasa ingin BAB.
Dihari yang sama saya di ambil darahnya lagi. :( kemudian dengan kursi roda (pertamakali bergerak dari ranjang) saya dibawa ke unit radiologi dan di'foto'.
Sorenya saya tahu kalau penyakit Malaria dan Tipus sudah berhasil diatasi. Alhamdulillah. Berarti pengobatan panjang TBC siap Dimulai. Optimisme kesembuhan semakin berkobar, berlipat lipat. Apalagi di hari kelima saya di RS.
Saat itu "tetangga" sesama pasien disebelah Ruangan saya, yang juga kena TBC sudah pulang lebih dahulu. Padahal masuknya duluan saya.
Dia katanya sudah kena sebelumnya, dan juga telah menjalani pengobatan. Tapi karena tidak disiplin minum obat, penyakit itu datang lagi. Hal ini saya ingat terus, jangan sampai kejadian yang sama menimpa saya.
Pa Dokter pun pernah bilang sama saya, obat wajib diminum sesuai waktunya. Telat sehari saja berarti mengulang dari awal. 6 bulan.
Setelah genap tujuh hari, akhirnya saya dibolehkan pulang. Tak lupa saya menanyakan ke dokter spesialis penyakit dalam yang menangani saya, "pa dokter, apa iya saya ga boleh makan yang pedas-pedas?". Saya menanyakannya karena banyak sekali orang tua yang bilang kalau kena TBC samasekali tak boleh makan cabai. Padahal saya penggila pedas.
Dan jawaban dokter saat itu sungguh melegakan, "makan apa saja pun boleh, asal ga makan beling". :D
(bersambung...)
http://motoroda.wordpress.com/2012/09/27/bertarung-dengan-tbcbersiap-untuk-mati/
http://
motoroda.wordpress.com/2012/09/26/
bertarung-dengan-tbc-3-
menyepelekan-gejala/
http://
motoroda.wordpress.com/2012/09/25/
bertarung-dengan-tbc-2-ulah-siapa-
ini/
http://
motoroda.wordpress.com/2012/09/25/
bertarung-dengan-tbc-paru-kembang-
kempis-peluang-hidup-menipis/
3 comments:
Semoga lekas sembuh bro, jgn lupa minum obat
Ini kejadian lama bro...sekarang alhamdulillah sudah sembuh.
Saya sedang melakukan penelitian untuk memahami pengalaman nyata dan tantangan yang dihadapi oleh pasien tuberculosis di Indonesia. Saya ingin menghubungi Anda secara langsung untuk wawancara kapan saja minggu ini. Apakah Anda tersedia untuk ini?
Please reply to my email juairijaafar@gmail.com
Post a Comment
Meski tanpa moderasi berkomentar dengan bijak ya, tulisanmu cermin kepribadianmu! Ok.